MAKALAH
Oleh:
CAHAYA
KURNIA KASIH
DINAS KESEHATAN AKADEMI PERAWAT KESEHATAN PROVINSI
NUSA TENGGARA BARAT
Jln. Soekarno – Hatta, Sakra Tlp.(0376)22722
Fax.22722
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah KDM yaitu
mengenai PASIEN TERMINAL.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan karena faktor pengetahuan penyusun,maka kami dengan
senang hati menerima kritik dan saran-saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasimendatang, khususnya mahasiswa/mahasiswi
D-III keperawatan Akper pemprov.NTB.
Akhir kata, melalui kesempatan ini kami penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih.
Wassallam…
Sakra, November 2014
Penyusun (CAHAYA KURNIA KASIH)
PASIEN TERMINAL
A.
PENGERTIAN
Penyakit
terminal adalah suatu penyakit yag tidak bisa disembuhkan lagi. Kematian adalah
tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau
mengikuti priode sakit yang panjang . Terkadang kematian menyerang usia muda
tetapi selalu menunggu yang tua.
B.
TAHAP-TAHAP
PASIEN TERMINAL
Dr.Elisabeth
Kublerr-Ross telah mengidentifikasi lima tahap berduka yang dapat terjadi pada
pasien menjelang ajal :
1.
Denial ( pengingkaran )
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak
dapat menerima informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin
mengingkarinya.
2.
Anger ( Marah )
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia
akan meninggal
3.
Bergaining ( tawar-menawar )
Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba menawar waktu
untuk hidup
4.
Depetion ( depresi )
Tahap dimana pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa ia akan segera
mati.ia sangat sedih karna memikirkan bahwa ia tidak akan lama lagi bersama
keluarga dan teman-teman.
5.
Acceptance ( penerimaan)
Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima
kenyataan bahwa ia akan meninggal. Ia akan berusaha keras untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya yang belum terselesaikan.
C. TANDA KLINIS
PASIEN MENJELANG AJAL
1.
Kehilangan Tonus Otot, ditandai:
a.
Relaksasi otot muka sehingga dagu
menjadi turun
b.
Kesulitan dalam berbicara, proses
menelan dan hilangnya reflek menelan.
c.
Penurunan kegiatan traktus
gastrointestinal, ditandai: nausea, muntah, perut kembung, obstipasi, dsbg.
d.
Penurunan control spinkter urinari dan
rectal.
e.
Gerakan tubuh yang terbatas.
2.
Kelambatan dalam Sirkulasi, ditandai:
a.
Kemunduran dalam sensasi.
b.
Cyanosis pada daerah ekstermitas.
c.
Kulit dingin, pertama kali pada daerah
kaki, kemudian tangan, telinga dan hidung.
3.
Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda
vital
a.
Nadi lambat dan lemah.
b.
Tekanan darah turun.
c.
Pernafasan cepat, cepat dangkal dan
tidak teratur.
4.
Gangguan Sensoria.
a.
Penglihatan kabur.
b.
Gangguan penciuman dan perabaan.
Variasi-variasi tingkat kesadaran dapat
dilihat sebelum kematian, kadang-kadang klien tetap sadar sampai meninggal.
Pendengaran merupakan sensori terakhir yang berfungsi sebelum meninggal.
D. Tanda-tanda Klinis Saat Meninggal
1. Pupil
mata melebar
2. Tidak
mampu untuk bergerak.
3. Kehilangan
reflek.
4. Nadi
cepat dan kecil.
5. Pernafasan
chyene-stoke dan ngorok.
6. Tekanan
darah sangat rendah
7. Mata
dapat tertutup atau agak terbuka.
E. Tanda-tanda Meninggal secara klinis
Secara
tradisional, tanda-tanda klinis kematian dapat dilihat melalui
perubahan-perubahan nadi, respirasi dan tekanan darah.
Pada
tahun 1968, World Medical Assembly, menetapkan beberapa petunjuk tentang
indikasi kematian, yaitu:
1. Tidak
ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total.
2. Tidak
adanya gerak dari otot, khususnya pernafasan.
3. Tidak
ada reflek.
4. Gambaran
mendatar pada EKG.
F.
Macam
Tingkat Kesadaran/Pengertian Pasien dan Keluarganya Terhadap Kematian.
Strause
et all (1970), membagi kesadaran ini dalam 3 type:
1. Closed
Awareness/Tidak Mengerti
Pada situasi seperti ini, dokter
biasanya memilih untuk tidak memberitahukan tentang diagnosa dan prognosa
kepada pasien dan keluarganya. Tetapi bagi perawat hal ini sangat menyulitkan
karena kontak perawat lebih dekat dan sering kepada pasien dan keluarganya. Perawat
sering kal dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan langsung, kapan sembuh,
kapan pulang, dsbg.
2. Matual
Pretense/Kesadaran/Pengertian yang Ditutupi
Pada fase ini memberikan kesempatan
kepada pasien untuk menentukan segala sesuatu yang bersifat pribadi walaupun
merupakan beban yang berat baginya.
3. Open
Awareness/Sadar akan keadaan dan Terbuka
Pada situasi ini, klien dan orang-orang
disekitarnya mengetahui akan adanya ajal yang menjelang dan menerima untuk
mendiskusikannya, walaupun dirasakan getir. Keadaan ini memberikan kesempatan
kepada pasien untuk berpartisipasi dalam merencanakan saat-saat akhirnya,
tetapi tidak semua orang dapat melaksanaan hal tersebut.
G. TUGAS-TUGAS PERAWAT PADA TAHAPAN
PASIEN TERMINAL
1. Bantuan
Emosional
a. Pada
Fase Denial
Perawat perlu waspada terhadap isyarat
pasien dengan denial dengan cara mananyakan tentang kondisinya atau
prognosisnya dan pasien dapat mengekspresikan perasaan-perasaannya.
b. Pada
Fase Marah
Biasanya pasien akan merasa berdosa
telah mengekspresikan perasaannya yang marah. Perawat perlu membantunya agar
mengerti bahwa masih me rupakan hal yang normal dalam merespon perasaan
kehilangan menjelang kamatian. Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada
perawat sebagai orang yang dapat dipercaya, memberikan ras aman dan akan
menerima kemarahan tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasien
dalam menumbuhkan rasa aman.
c. Pada
Fase Menawar
Pada fase ini perawat perlu mendengarkan
segala keluhannya dan mendorong pasien untuk dapat berbicara karena akan mengurangi
rasa bersalah dan takut yang tidak masuk akal.
d. Pada
Fase Depresi
Pada fase ini perawat selalu hadir di
dekatnya dan mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika
berkomunikasi secara non verbal yaitu duduk dengan tenang disampingnya dan
mengamati reaksi-reaksi non verbal dari pasien sehingga menumbuhkan rasa aman
bagi pasien.
e. Pada
Fase Penerimaan
Fase ini ditandai pasien dengan perasaan
tenang, damai. Kepada keluarga dan teman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa
pasien telah menerima keadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam
program pengobatan dan mampu untuk menolong dirinya sendiri sebatas
kemampuannya.
2. Bantuan
Memenuhi Kebutuhan Fisiologis
a. Kebersihan
Diri
Kebersihan dilibatkan unjtuk mampu
melakukan kerbersihan diri sebatas kemampuannya dalam hal kebersihan kulit,
rambut, mulut, badan, dsbg.
b. Mengontrol
Rasa Sakit
Beberapa obat untuk mengurangi rasa
sakit digunakan pada klien dengan sakit terminal, seperti morphin, heroin,
dsbg. Pemberian obat ini diberikan sesuai dengan tingkat toleransi nyeri yang
dirasakan klien. Obat-obatan lebih baik diberikan Intra Vena dibandingkan
melalui Intra Muskular/Subcutan, karena kondisi system sirkulasi sudah menurun.
c. Membebaskan
Jalan Nafas
Untuk klien dengan kesadaran penuh,
posisi fowler akan lebih baik dan pengeluaran sekresi lendir perlu dilakukan
untuk membebaskan jalan nafas, sedangkan bagi klien yang tida sadar, posisi
yang baik adalah posisi sim dengan dipasang drainase dari mulut dan pemberian
oksigen.
d. Bergerak
Apabila kondisinya memungkinkan, klien
dapat dibantu untuk bergerak, seperti: turun dari tempat tidur, ganti posisi
tidur untuk mencegah decubitus dan dilakukan secara periodik, jika diperlukan
dapat digunakan alat untuk menyokong tubuh klien, karena tonus otot sudah
menurun.
e. Nutrisi
Klien seringkali anorexia, nausea karena
adanya penurunan peristaltik. Dapat diberikan annti ametik untuk mengurangi
nausea dan merangsang nafsu makan serta pemberian makanan tinggi kalori dan
protein serta vitamin. Karena terjadi tonus otot yang berkurang, terjadi
dysphagia, perawat perlu menguji reflek menelan klien sebelum diberikan
makanan, kalau perlu diberikan makanan cair atau Intra Vena/Invus.
f. Eliminasi
Karena adanya penurunan atau kehilangan
tonus otot dapat terjadi konstipasi, inkontinen urin dan feses. Obat laxant
perlu diberikan untuk mencegah konstipasi. Klien dengan inkontinensia dapat
diberikan urinal, pispot secara teratur atau dipasang duk yang diganjti setiap
saat atau dilakukan kateterisasi. Harus dijaga kebersihan pada daerah sekitar
perineum, apabila terjadi lecet, harus diberikan salep.
g. Perubahan
Sensori
Klien dengan dying, penglihatan menjadi
kabur, klien biasanya menolak/menghadapkan kepala kearah lampu/tempat terang.
Klien masih dapat mendengar, tetapi tidak dapat/mampu merespon, perawat dan
keluarga harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.
3. Bantuan
Memenuhi Kebutuhan Sosial
Klien dengan dying akan ditempatkan diruang isolasi,
dan untuk memenuhi kebutuhan kontak sosialnya, perawat dapat melakukan:
a. Menanyakan
siapa-siapa saja yang ingin didatangkan untuk bertemu dengan klien dan
didiskusikan dengan keluarganya, misalnya: teman-teman dekat, atau anggota
keluarga lain.
b. Menggali
perasaan-perasaan klien sehubungan dengan sakitnya dan perlu diisolasi
c. Menjaga
penampilan klien pada saat-saat menerima kunjungan kunjungan teman-teman
terdekatnya, yaitu dengan memberikan klien untuk membersihkan diri dan
merapikan mdiri.
d. Meminta
saudara/teman-temannya untuk sering mengunjungi dan mengajak orang lain dan membawa
buku-buku bacaan bagi klien apabila klien mampu membacanya.
4. Bantuan
Memenuhi Kebutuhan Spiritual
a. Menanyakan
kepada klien tentang harapan-harapan hidupnya dan rencana-rencana klien selanjutnya
menjelang kematian.
b. Menanyakan
kepada klien untuk mendatangkan pemuka agama dalam hal untuk memenuhi kebutuhan
spiritual.
c. Membantu
dan mendorong klien untuk melaksanakan kebutuhan spiritual sebatas
kemampuannya.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Penyakit
terminal adalah suatu penyakit yag tidak bisa disembuhkan lagi. Kematian adalah
tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau
mengikuti priode sakit yang panjang . Terkadang kematian menyerang usia muda
tetapi selalu menunggu yang tua.
b. Saran
·
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami secara khususnya dan bermanfaat bagi kalangan mahasiswa secara umumnya
·
Apabila ada kesalahan di dalam makalah ini harap di maklumi karena penyusun masih dalam tahap belajar
DAFTAR
PUSTAKA
1. Ketheleen Haerth Belland RN. BSN, Mary and Wells RN
Msed, 1986, Chlinical Nursing Prosedurs, California
Jones and Bardlett Publishers Inc.
2. Diana Hestings. RGN RCNT. 1986, The Machmillan
Guide to home Nursing London, Machmillan London LTD. Ahli bahasa :
Prilian Pranajaya, 1980 editor lilian juwono Jakarta, Arcan.
3. Barbara
Koezeir, Glenora Erb, 1983, Fundamental of Nursing, california Addison –
Wesly
publishing Division.
4. Barbara Koezeir, Glenora Erb, Oliveri, 1988, Fundamental of Nursing, Philadelpia Addison Wesly publishing Division.
4. Barbara Koezeir, Glenora Erb, Oliveri, 1988, Fundamental of Nursing, Philadelpia Addison Wesly publishing Division.